Olahraga Menyenangkan

Menciptakan Kebugaran Jasmani yang menyenangkan.

Bergembira bersama

Kebugaran Jasmani yuk.

Bergerak Bersama

Olahraga bareng.

Kamis, 31 Juli 2025

DEEP LEARNING PADA PJOK

Pembelajaran PJOK dalam Perspektif Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)

        Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) merupakan bagian penting dalam kurikulum pendidikan nasional yang bertujuan untuk mengembangkan aspek fisik, mental, sosial, dan emosional peserta didik. PJOK tidak hanya menekankan pada kemampuan motorik, tetapi juga membentuk karakter, keterampilan sosial, dan gaya hidup sehat (Depdiknas, 2008). Dalam konteks pendidikan abad ke-21, pendekatan pembelajaran juga mengalami transformasi, termasuk penerapan pembelajaran mendalam atau deep learning (Fullan, Quinn, & McEachen, 2018). Pendekatan ini membawa perubahan signifikan dalam bagaimana guru menyampaikan materi dan bagaimana siswa mengalami serta memaknai proses belajar, termasuk dalam mata pelajaran PJOK.

PJOK

Konsep Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)

        Pembelajaran mendalam bukan sekadar menghafal atau melakukan repetisi informasi, tetapi menuntut pemahaman konseptual, pengembangan keterampilan berpikir kritis, kemampuan reflektif, serta pengaplikasian pengetahuan dalam konteks nyata (Marton & Säljö, 1976). Pembelajaran mendalam melibatkan interaksi aktif antara siswa dengan materi pelajaran dan lingkungan sekitarnya. Siswa diajak untuk mengeksplorasi, menganalisis, dan membangun makna dari pengalaman belajar mereka.

        Dalam konteks PJOK, pembelajaran mendalam tidak hanya difokuskan pada penguasaan teknik olahraga, tetapi juga pada pemahaman mengapa teknik tersebut dilakukan, bagaimana tubuh bekerja selama aktivitas fisik, serta bagaimana aktivitas tersebut dapat mendukung gaya hidup sehat sepanjang hayat (Bailey et al., 2009).

Implementasi Pembelajaran Mendalam dalam PJOK

        Untuk menerapkan pembelajaran mendalam dalam PJOK, guru harus mengubah paradigma dari pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (Biggs & Tang, 2011). Guru berperan sebagai fasilitator yang mendorong siswa untuk aktif mengeksplorasi gerak, bertanya, merefleksikan pengalaman, dan menyimpulkan makna dari aktivitas yang dilakukan.

Beberapa strategi implementasi pembelajaran mendalam dalam PJOK antara lain:

  1. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)
    Penerapan proyek seperti menyusun program kebugaran mendorong keterlibatan aktif siswa dan pemahaman yang lebih mendalam terhadap konsep kesehatan dan kebugaran (Thomas, 2000).

  2. Refleksi dan Jurnal Aktivitas
    Refleksi harian melalui jurnal fisik atau digital membantu siswa menginternalisasi proses belajar dan memperkuat kesadaran akan pentingnya aktivitas jasmani (Moon, 1999).

  3. Diskusi dan Debat
    Aktivitas debat tentang isu-isu olahraga seperti doping atau fair play dapat melatih kemampuan berpikir kritis serta menanamkan nilai-nilai moral dalam berolahraga (Ennis, 2011).

  4. Integrasi dengan Sains dan Teknologi
    PJOK dapat diintegrasikan dengan teknologi melalui penggunaan aplikasi kesehatan dan pelacak kebugaran, yang mendukung pemantauan perkembangan kebugaran secara personal (Casey, Goodyear, & Armour, 2017).

  5. Penilaian Otentik
    Penilaian berbasis proyek, portofolio, dan observasi langsung mendukung pembelajaran mendalam karena menilai proses serta pemahaman konseptual siswa (Wiggins & McTighe, 2005).

Tantangan dan Solusi

        Penerapan pembelajaran mendalam dalam PJOK menghadapi beberapa tantangan seperti keterbatasan fasilitas, kebiasaan belajar tradisional, dan kurangnya pelatihan guru (Hardman, 2008). Solusinya adalah melalui pelatihan profesional guru secara berkelanjutan, pengembangan kurikulum yang fleksibel, serta dukungan infrastruktur sekolah.

        Keterlibatan semua elemen sekolah dan kebijakan pendidikan juga sangat penting agar pembelajaran PJOK yang mendalam dapat berjalan secara optimal dan berkelanjutan (Fullan, 2007).

Manfaat Pembelajaran Mendalam dalam PJOK

Penerapan pendekatan deep learning dalam PJOK memberikan sejumlah manfaat, antara lain:

  • Peningkatan kesadaran diri dan kesehatan
    Siswa memahami pentingnya aktivitas fisik dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (World Health Organization, 2010).

  • Pengembangan karakter dan keterampilan hidup
    Pembelajaran mendalam dalam PJOK juga mendukung pembentukan karakter seperti tanggung jawab, kerja sama, dan sportivitas (Bailey et al., 2009).

  • Kesiapan menghadapi tantangan global
    Dengan pendekatan reflektif dan berbasis masalah, siswa lebih siap dalam menghadapi tantangan abad ke-21, seperti menjaga kesehatan mental dan fisik di tengah dunia yang dinamis (UNESCO, 2015).

Penutup

        Pembelajaran PJOK melalui pendekatan pembelajaran mendalam merupakan langkah strategis untuk menjadikan pelajaran ini tidak hanya sebagai sarana latihan fisik, tetapi juga sebagai media pembentukan pribadi yang utuh. Dalam era yang menuntut kemampuan berpikir kritis dan kesadaran akan pentingnya kesehatan, PJOK yang dirancang secara mendalam akan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi siswa. Oleh karena itu, guru, sekolah, dan pembuat kebijakan perlu bersinergi dalam menciptakan ekosistem belajar yang mendukung transformasi ini.

Daftar Pustaka

Bailey, R., Armour, K., Kirk, D., Jess, M., Pickup, I., Sandford, R., & BERA. (2009). The educational benefits claimed for physical education and school sport: An academic review. Research Papers in Education, 24(1), 1–27.

Biggs, J., & Tang, C. (2011). Teaching for quality learning at university (4th ed.). Open University Press.

Casey, A., Goodyear, V. A., & Armour, K. M. (2017). Digital technologies and learning in physical education: Pedagogical cases. Routledge.

Depdiknas. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Ennis, C. D. (2011). Physical education curriculum priorities: Evidence for education and skillfulness. Quest, 63(1), 5–18z

Fullan, M. (2007). The new meaning of educational change. Teachers College Press.

Fullan, M., Quinn, J., & McEachen, J. (2018). Deep learning: Engage the world change the world. Corwin Press.

Hardman, K. (2008). Physical education in schools: A global perspective. Kinesiology, 40(1), 5–28.

Marton, F., & Säljö, R. (1976). On qualitative differences in learning: I—Outcome and process. British Journal of Educational Psychology, 46(1), 4–11.

Moon, J. A. (1999). Reflection in learning and professional development: Theory and practice. Routledge.

Thomas, J. W. (2000). A review of research on project-based learning. The Autodesk Foundation.

UNESCO. (2015). Rethinking education: Towards a global common good?. Paris: UNESCO Publishing.

WHO. (2010). Global recommendations on physical activity for health. World Health Organization.

Wiggins, G., & McTighe, J. (2005). Understanding by design (Expanded 2nd ed.). ASCD.

From Chat GPT.

Latihan Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI).

 Latihan Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) Step 2.           Untuk mengukur kecepatan seseorang dilakukan Tes Sprint 60 Meter untuk ana...